Welcome

SELAMAT DATANG-AHLAN WA SAHLAN - SUGENG RAWUH - WELCOME to my blog https://www.masjiddesajunwangi.blogspot.com/ TERIMA KASIH-SYUKRON-MATUR NUWUN-THANK YOU
Copyright#SPPMJJ@2021

Jumat, 28 April 2017

UNDANGAN ISTIGOTSAH KE-24 DUSUN KENEP

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Tolong viralkan undangan ini
AMAL SPIRITUAL - NETRAL - TAWAKKAL (ANT)
Khususnya Warga Dusun Kenep, umumnya warga Desa Junwangi. AYO....3x
HADIR DI ACARA ISTIGHOTSAH SELASA, 02 MEI 2017 INI. Mencoba menyempurnakan TAQWA kita dengan 3 unsur utam yaitu hati, lisan dan arkan (amal sholeh). Kolaborasi 3 unsur ini akan menggetarkan jiwa, menjernihkan fikiran dengan melafadzkan kalimah-kalimah toyibah (tasbih, tahmid, tahlil dan  takbir) ayat-ayat Nya, istghfar dan shalawat. Dengan bersama-sama berdoa dan berdoa bersama-sama dalam suatu majelis yang sama, memohon ampun dengan bacaan yang sama dengan tujuan yang sama yakni hanya memohon rahmat dan ridlo Nya. Amiin Yaa Robbal 'Alamiin.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.



ISTIGHOTSAH-3.02.04

INFORMASI ISTIGHOTSAH WARGA JUNWATU

Alhamdulillah istighotsah ke 23 untuk warga dusun Junwatu telah digelar pada hari Selasa, 25 April 2017. Istighotsah diikuti segala unsur dari Warga Dusun Junwatu, Samben, Babadan Bunder, Kwangen, Kenep mulai pukul 20:00 s/d 22:00 BBWI. Sungguh usaha spiritual luar biasa yang dilakukan oleh jamaah istighotsah SEMAR. Mereka rela merelakan waktu keluarga, pribadi bahkan golongan, perbedaan untuk tujuan yang sama, dengan bacaan yang sama memanjatkan dzikir dan doa memohon ampun mengharap rahmat dan ridlo Nya serta syafa'atnya. Terimakasih yang setinggi-tingginya disampaikan untuk mereka semoga diberikan balasan pahala yang berlipat ganda. Amiin. SIAPA MENYUSUL???

Rangkaian acara yang telah dilaksanakan rutin :

1. Pra Acara : 
  • Bacaan Ummul Kitab ditujukan kepada Kanjeng Nabi dan sahabat-sahabatnya
  • Bacaah khususon yang babad alas dusun Junwatu yaitu mbah Niti Saharjo
  • Bacaan khususon untuk ahli qubur Dusun Junwatu (RT.01, RT.02, RT.03)
  • Bacaan khususon untuk ahli qubur jama'ah yang hadir
  • Bacaan khususon untuk ahli qubur Perangkat Desa Junwangi, Panitia, dan warga desa Junwangi secara umum 
2. Acara istighotsah Team dari Dusun Junwatu
  • Istighotsah dipimpin Bpk. Chalimin
  • Yasin dipimpin Bpk. Janu
  • Tahlil oleh Bpk. Mujiyono
  •  Doa oleh H. Salim dari Kenep
3. Setelah istighotsah dilanjutkan Ramah Tamah dan dilajutkan Informasi dan Sharing


4. Informasi dan Sharing
  • Informasi dari Sekretariat
    • Data donatur tetap mohon segera disampaikan, dan Sekretariat sudah menyiapkan stiker dan buletin 3 bulan (Januari - Maret 2017)
    • Foto-foto dokumentasi sudah disiapkan untuk melengkapi proposal sebagai lampiran 
    • Merencanakan jadwal menyampaikan proposal ke Islamic Centre dan Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya
    • Shalat Idul Fitri 1438 H insya Allah dipastikan akan dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal 1438 dengan susunan acara sebagaimana disepakati pada pertemuan sebelumnya. 


1.
Hari / Tanggal
:
Insya Allah Ahad, 26 Juni 2017 / 01 Syawal 1438 H. (Kepastiannya menunggu jadwal resmi dari Kementerian Agama RI)
2
W a k t u
:
07.00 BBWI (Bagian Barat Waktu Indonesia)
3
T e m p a t
:
Diatas Lokasi Pondasi Pembangunan Masjid Jami’ Desa Junwangi
4
Petugas
:
Imam  : KH. Nurcholis Misbah
Pengasuh PPM Al Amanah




Khotib : Ust. M. Soleh, S.S., M.Ag
Pengasuh Majlis Rotibul Haddad Baki Sukoharjo




Bilal    : Ust. M. Rofiq
5
AGENDA
:



1
Habis Isya’ – 05.30  Takbir


2
05.30 – 06.15 Khususon ahli qubur


3
06.15 – 06.40 Prakata Panitia / Sambutan-sambutan


4
06.40 – 06.42 Bilal mengantar Imam untuk memimpin Shalat idul Fitri


4
06.43 – 06.45 Imam mengingatkan kembali tata-tertib Shalat Idul Fitri


5
06.45 – 06.55 Shalat Idul Fitri


6
06.55 – 07.00 Bilal mengantar Khotib naik mimbar dengan bacaan bilal


          
                       Idul Fitri


7
07-00 – 07.30 Khutbah Idul Fitri
6
PENUTUP
:




07.30 – 07.45 Bersalam-salaman dan berma’af-ma’afan.

*** Waktu mulai shalat Idul Fitri selambat-lambatnya pukul 07.00 BBWI

  • NB. : Jama'ah shalat Ied dapat membawa makanan & minuman untuk dapat dimakan bersama-sama dengan sanak saudara, tetangga, teman-teman, relasi setelah bermaaf-maafan. 

    • Semua kegiatan panitia semua telah diupload dan dapat disdowload secara online di situs panitia yaitu https:www.masjiddesajunwangi.blogspot.com/ dan secara ringkas akan dimuat di buletin Al Jamii' yang terbit setiap bulan.

  •  Informasi bendahara :
    • Amal jariyah dusun Junwatu malam ini mendapatkan dana lebih dari 2 Juta rupiah
    • Pembangunan terakhir sampai hari ini adalah menyelesaikan pondasi serambi sebelah utara sebelah imaman (timur laut).
    • Insya Allah untuk pekerjaan selanjutnya adalah pengurukan semua serambi mulai dari sebelah selatan, timur dan utara.
  • Karena tidak ada pertanyaan dari jama'ah acara ditutup oleh Bpk. Chalimin dengan bacaan shalawat.
  •  
  • ISTIGHOTSAH YANG AKAN DATANG ADALAH TANGGAL 02 MEI 2017 UNTUK TEM DARI DUSUN KENEP. 

 

Selasa, 25 April 2017

UNDANGAN ISTIGHOTSAH KE 23

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

YUK Warga Dusun Junwatu khususnya dan warga Desa Junwangi tuk hadir di acara yang bersahaja namun penuh makna, berdzikir bersama berdoa bersama kepada Yang maha Kuasa membantu warga mewujudkan keinginan mulia mengharap rahmat dan ridlo Nya. "Hasbunallah wani'mal wakil-ni'mal maula wani'mannashir-walaa haula walaa quwata illa billahil 'aliyil 'adziim".

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

Senin, 24 April 2017

ISTIGHOTSAH-3.05.03

INFORMASI ISTIGHOTSAH WARGA DUSUN BABADAN BUNDER & BABADAN ASRI

Alhamdulillah, telah dilaksanakan istighotsah warga Dusun Babadan Bunder & Perum Babadan Asri pada hari :
    • Selasa : 18 April 2017
    • Pukul  :  21:00 - 23:00
    • Tempat : Lokasi Pembangunan Masjid Jami' Desa Junwangi
    • Acara :
      • Pembukaan
      • Khususon ahli qubur
      • Istighotsah
      • Ramah Tamah
      • Sharing
      • Penutup
Istighotsah diikuti warga dusun Babadan Bunder, Kwangen, Babadan Samben, Junwatu & kenep sedang warga Perum Babadan Asri berhalangan hadir mengingat sore harinya hujan begitu deras mengguyur kawasan Desa Junwangi.

Khususon ahli qubur dibacakan oleh Bpk. Jumikan yang juga perangkat desa yang berdomisili di dusun Babadan Buner.
Istighotsah, Yasin dan Tahlil juga dipimpin oleh anggota Team dari Dusun Babadan Bunder yakni Bpk. Jumikan mengingat anggata team lain berhalangan hadir.
Doa dipimpin Ust. Moh. Rofiq yang juga Ketua Panitia Pembangunan Masjid Jami' Desa Junwangi yang berdomisili di Dusun Babadan Bunder.
Doa penutup istighotsah dipimpin oleh H. Bustoni warga dusun Kenep yang merupakan Panitia Inti Jam'iyah Istighotsah SEMAR.

Setelah Ramah tamah diisi dengan acara :
1. Informasi Sekretariat
  • Permohonan nama-nama donatur tetap khususnya warga RT.15 s/d 19
  • Pemberian tanda terimakasih kepada RT.14 berupa buletin edisi bulan Januari s/d Maret 2017 dan stiker DONATUR.
  • Poto-poto dokumentasi bulan Desember 2016 s/d April 2017 telah selesai dicetak untuk lampiran proposal permohonanan dana pembangunan masjid jami' dan telah diupload via situs dan youtube yang dimiliki Panitia.
  • Undangan untuk kegiatan Majelis Dzikir MAJU LEGAWA yang akan digelar hari Kamis, Malam Jum'at Legi, 20 April 2017
2. Laporan Kas Bendahara
  • Laporan kas s/d 18 April 2017
  • Hasil khususon ahli qubur warga Dusun Babadan Bunder hampir 1 juta rupiah, sedang dari Perum Babadan Asri belum masuk.
  • Perkembangan pembangunan sampai tanggal 18 April 2017 adalah menyelesaikan teras dan pondasi menara sebelah Timur Laut.






Selasa, 18 April 2017

UNDANGAN DZIKIR KE 2

Assalamualaikum Wr. Wb

IKUTILAH MAJELIS DZIKIR "MAJU LEGAWA" yang akan diadakan pada hari Kamis Malam Jum'at Legi, 21 April 2017.

Wassalamualaikum Wr. Wb.



UNDANGAN ISTIGHOTSAH ke 22

Assalamu'alaikum Wr.Wb
YUK WARGA BABADAN BUNDER & PERUM BABADAN ASRI ikut istighotsah yang akan digelar MALAM INI. Bersama berdzikir & berdoa untuk tujuan yang sama yakni memohon rahmat dan ridlo Nya agar tercapai harapan warga Junwangi mewujudkan Masjid Jami' yang representatif.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb


Senin, 17 April 2017

JAM'IYAH KHOTMIL QUR'AN

Alhamdulillah untuk pertama kalinya "Jam'iyah Khotmil Qur'an Desa Junwangi" diadakan di lokasi pembangunan Masjid Jami' Desa Junwangi tepatnya dilokasi Istighotsah "SEMAR". Kegiatan ini merupakan permohonan Bapak Syatra Ikhsandra, ST sebagai anggota jami'iyah khotmil qur'an yang kebetulan memperoleh giliran kegiatan keagamaan tersebut. Acara dimulai pukul 20:00 dan berakhir sekitar pukul 22:30 dengan susunan sebagai berikut :
  1. Pembukaan : bacaan ummul kitab yang dikhususkan kepada Kanjeng Nabi dan sahabatnya, Mereka yang Babad Alas Desa Junwangi, Ahli quburnya shahibul bait, ahli quburnya anggota jam'iyah khotmil qur'an.
  2. Acara khotmil qur'an dimulai dengan pembacaan Juz ke 4 dan juz  ke 30 secara bergiliran oleh Bapak Sugeng Dwijo, Bpk. Umar dan Bpk. Sutaji.
  3. Acara dilanjutkan tahlil yang dipimpin H. Misto dan ditutup doa oleh Bapak Mujiyono (Pak Modin).
Acara khotmil qur'an ini menambah deretan kegiatan ibadah yang sudah ada yaitu istighotsah "SEMAR" dan majelis dzikir "MAJU LEGAWA". Semoga dengan dilaksanakannya kegiatan Khotmil Qur'an diacara tersebut dapat mendekatkan rahmat dan ridlo Allah dalam usaha menyelesaikan pembangunan Masjid Jami' Desa Junwangi. Amiin.








ISTIGHOTSAH XX-3.04.04

INFO ISTIGHOTSAH WARGA SAMBEN

Alhamdulillah, istighotsah SEMAR untuk team pemandu warga Samben dusun Babadan, Junwangi telah digelar pada hari Selasa Malam Rabu, 11 April 2017. 
Seperti biasa sebelum istighotsah dimulai dengan Bacaan Khususon Ahli Qubur Warga Samben yang dibacakan Ust. Supriyanto.
Acara istighotsah dipimpin team dari warga Samben :
1. Istighotsah oleh HM. Ilyas S, Ag
2. Yasin oleh Ust. Supriyanto
3. Doa oleh H. Fauzi
4. Doa penutup istighotsah oleh H. Bustoni (Panitia Inti)
Setelah istighotsah dilanjutkan dengan ramah tamah dan informasi terbaru serta sharing.
1. Informasi dari Sekretariat
  • Daftar donatur tetap mohon segera dilaporkan ke Sekretariat karena akan diberikan tanda terimakasih berupa buletin dan stiker donatur.
  • Bacaan istighotsah yang ada dalam panduan yang mengacu kepada tuntunan LDNU bacaannya sesuai dengan yang dipakai dalam Istighotsah Kubro di GOR Sidoarjo hari Ahad yang lalu dan tentunya memudahkan jama'ah apabila mengikuti istighotsah yang mengacu kepada tuntunan NU.
2. Laporan Kas oleh H. Sujiono
  • Saat itu dilaporkan pemasukan dan pengeluaran Kas Bulan Maret 2017 dan secara detail akan dilaporkan tersendiri melalui situs ini.
  • Pemasukan amal jariyah malam itu sekitar 1,4 juta ditambah dengan pemasukan lain dari infaq dan lai-lain totalnya lebih dari 4 juta rupiah.
3. Sharing dipandu Bpk. Chalimin
  1. Agar diberikan laporan rinci Laporan Keuangan yang dipasang dipapan pengumuman agar  dapat dibaca warga untuk menambah kepercayaan tentang penggunaan dana
  2. Dimohon agar buletin & stiker segera dibagi kepada donatur tetap terutama kepada warga RT yang telah melaporkan yaitu RT.01, RT.02, RT. 11 dan RT.14
  • Tanggapan :
  1. Sudah dilakukan secara offline dengan dipasang dipapan pengumuman namun saat ini masih diperbaharui, karena laporan dibuat perbulan
  2. Sebenarnya buletin sudah siap untuk edisi Januari, Pebruari dan Bulan Maret siap naik cetak. Insya Allah dalam pertemuan yang akan datang sudah dapat dibagi buletin 3 edisi dan stikernya sedang buku donatur dapat berhubungan dengan Bpk. Ansori selaku koordinator Sie Penggalian Dana.
Setelah sharing acara ditutup oleh Moderator.


Senin, 10 April 2017

RIWAYAT SYAIKH ABDUL QADIR AL JAILANI


Syekh Abdul Qadir al-Jaylani merupakan tokoh sufi paling masyhur di Indonesia. Peringatan Haul waliyullah ini pun selalu dirayakan setiap tahun oleh umat Islam Indonesia. Tokoh yang diyakini sebagai cikal bakal berdirinya Tarekat Qadiriyah ini lebih dikenal masyarakat lewat cerita-cerita karamahnya dibandingkan ajaran spiritualnya.Terlepas dari pro dan kontra atas kebenaran karamahnya, Biografi (manaqib) tentangnya sering dibacakan dalam majelis yang dikenal di masyarakat dengan sebutan manaqiban.
Nama lengkapnya adalah Abdul Qadir ibn Abi Shalih Abdullah Janki Dusat al-Jaylani. Al-Jaylani merupakan penisbatan pada Jil, daerah di belakang Tabaristan. Di tempat itulah ia dilahirkan. Selain Jil, tempat ini disebut juga dengan Jaylan dan Kilan.
NASAB
Sayyid Abu Muhammad Abdul Qadir dilahirkan di Naif, Jailan, Iraq, pada bulan Ramadhan 470 H, bertepatan dengan th 1077 M. Ayahnya bernama Shahih, seorang yang taqwa keturunan Hadhrat Imam Hasan, r.a., cucu pertama Rasulullah saw, putra sulung Imam Ali ra dan Fatimah r.a., puteri tercinta Rasul. Ibu beliau adalah puteri seorang wali, Abdullah Saumai, yang juga masih keturunan Imam Husein, r.a., putera kedua Ali dan Fatimah. Dengan demikian, Sayid Abdul Qadir adalah Hasaniyin sekaligus Huseiniyin.
MASA MUDA
Sejak kecil, ia pendiam, nrimo, bertafakkur dan sering melakukan agar lebih baik, apa yang disebut ‘pengalaman-pengalaman mistik’. Ketika berusia delapan belas tahun, kehausan akan ilmu dan keghairahan untuk bersama para orang saleh, telah membawanya ke Baghdad, yang kala itu merupakan pusat ilmu dan peradaban. Kemudian, beliau digelari orang Ghauts Al-A’dzam atau wali Ghauts terbesar.
Dalam terminologi kaum sufi, seorang Ghauts menduduki jenjang ruhaniah dan keistimewaan kedua dalam hal memohon ampunan dan ridha Allah bagi ummat manusia setelah para nabi. Seorang ulama’ besar di masa kini, telah menggolongkannya ke dalam Shaddiqin, sebagaimana sebutan Al Qur’an bagi orang semacam itu. Ulama ini mendasarkan pandangannya pada peristiwa yang terjadi pada perjalanan pertama Sayyid Abdul Qadir ke Baghdad.
Diriwayatkan bahwa menjelang keberangkatannya ke Baghdad, ibunya yang sudah menjanda, membekalinya delapan puluh keping emas yang dijahitkan pada bagian dalam mantelnya, persis di bawah ketiaknya, sebagai bekal. Uang ini adalah warisan dari almarhum ayahnya, dimaksudkan untuk menghadapi masa-masa sulit. Kala hendak berangkat, sang ibu diantaranya berpesan agar jangan berdusta dalam segala keadaan. Sang anak berjanji untuk senantiasa mencamkan pesan tersebut.
Begitu kereta yang ditumpanginya tiba di Hamadan, menghadanglah segerombolan perampok. Kala menjarahi, para perampok sama sekali tak memperhatikannya, karena ia tampak begitu sederhana dan miskin. Kebetulan salah seorang perampok menanyainya apakah ia mempunyai uang atau tidak. Ingat akan janjinya kepada sang ibu, si kecil Abdul Qadir segera menjawab: “Ya, aku punya delapan puluh keping emas yang dijahitkan di dalam baju oleh ibuku.” Tentu saja para perampok terperanjat keheranan. Mereka heran, ada manusia sejujur ini.
Mereka membawanya kepada pemimpin mereka, lalu menanyainya, dan jawabannya pun sama. Begitu jahitan baju Abdul Qadir dibuka, didapatilah delapan puluh keping emas sebagaimana dinyatakannya. Sang kepala perampok terhenyak kagum. Ia kisahkan segala yang terjadi antara dia dan ibunya pada saat berangkat, dan ditambahkannya jika ia berbohong, maka akan tak bermakna upayanya menimba ilmu agama.
Mendengar hal ini, menangislah sang kepala perampok, jatuh terduduk di kali Abdul Qadir, dan menyesali segala dosa yang pernah dilakukan. Diriwayatkan, bahwa kepala perampok ini adalah murid pertamanya. Peristiwa ini menunjukkan proses menjadi Shiddiq. Andaikata ia tak benar, maka keberanian kukuh semacam itu demi kebenaran, dalam saat-saat kritis, tak mungkin baginya.
BELAJAR DI BAGHDAD
Selama belajar di Baghdad, karena sedemikian jujur dan murah hati, ia terpaksa mesti tabah menderita. Berkat bakat dan kesalehannya, ia cepat menguasai semua ilmu pada masa itu. Ia membuktikan diri sebagai ahli hukum terbesar di masanya. Tetapi, kerinduan ruhaniahnya yang lebih dalam gelisah ingin mewujudkan diri. Bahkan di masa mudanya, kala tenggelam dalam belajar, ia gemar musyahadah*).
Ia sering berpuasa, dan tak mau meminta makanan dari seseorang, meski harus pergi berhari-hari tanpa makanan. Di Baghdad, ia sering menjumpai orang-orang yang berfikir serba ruhani, dan berintim dengan mereka. Dalam masa pencarian inilah, ia bertemu dengan Hadhrat Hammad, seorang penjual sirup, yang merupakan wali besar pada zamannya.
Lambat laun wali ini menjadi pembimbing ruhani Abdul Qadir. Hadhrat Hammad adalah seorang wali yang keras, karenanya diperlakukannya sedemikian keras sufi yang sedang tumbuh ini. Namun calon ghauts ini menerima semua ini sebagai koreksi bagi kecacatan ruhaninya.
LATIHAN-LATIHAN RUHANIAH
Setelah menyelesaikan studinya, ia kian keras terhadap diri. Ia mulai mematangkan diri dari semua kebutuhan dan kesenangan hidup. Waktu dan tenaganya tercurah pada shalat dan membaca Qur’an suci. Shalat sedemikian menyita waktunya, sehingga sering ia shalat shubuh tanpa berwudhu lagi, karena belum batal.
Diriwayatkan pula, beliau kerapkali khatam membaca Al-Qur’an dalam satu malam. Selama latihan ruhaniah ini, dihindarinya berhubungan dengan manusia, sehingga ia tak bertemu atau berbicara dengan seorang pun. Bila ingin berjalan-jalan, ia berkeliling padang pasir. Akhirnya ia tinggalkan Baghdad, dan menetap di Syustar, dua belas hari perjalanan dari Baghdad. Selama sebelas tahun, ia menutup diri dari dunia. Akhir masa ini menandai berakhirnya latihannya. Ia menerima nur yang dicarinya. Diri-hewaninya kini telah digantikan oleh wujud mulianya.
DICOBA IBLIS
Suatu peristiwa terjadi pada malam babak baru ini, yang diriwayatkan dalam bentuk sebuah kisah. Kisah-kisah serupa dinisbahkan kepada semua tokoh keagamaan yang dikenal di dalam sejarah; yakni sebuah kisah tentang penggodaan. Semua kisah semacam itu memaparkan secara perlambang, suatu peristiwa alamiah dalam kehidupan.
Misal, tentang bagaimana nabi Isa as digoda oleh Iblis, yang membawanya ke puncak bukit dan dari sana memperlihatkan kepadanya kerajaan-kerajaan duniawi, dan dimintanya nabi Isa a.s., menyembahnya, bila ingin menjadi raja dari kerajaan-kerajaan itu. Kita tahu jawaban beliau, sebagai pemimpin ruhaniah. Yang kita tahu, hal itu merupakan suatu peristiwa perjuangan jiwa sang pemimpin dalam hidupnya.
Demikian pula yang terjadi pada diri Rasulullah saw. Kala beliau kukuh berdakwah menentang praktek-praktek keberhalaan masyarakat dan musuh-musuh beliau, para pemimpin Quraisy merayunya dengan kecantikan, harta dan tahta. Dan tak seorang Muslim pun bisa melupakan jawaban beliau: “Aku sama sekali tak menginginkan harta ataupun tahta. Aku telah diutus oleh Allah sebagai seorang Nadzir**) bagi umat manusia, menyampaikan risalah-Nya kepada kalian. Jika kalian menerimanya, maka kalian akan bahagia di dunia ini dan di akhirat kelak. Dan jika kalian menolak, tentu Allah akan menentukan antara kalian dan aku.”
Begitulah gambaran dari hal ini, dan merupakan fakta kuat kemaujudan duniawi. Berkenaan dengan hal ini, ada dua versi kisah tentang Syaikh Abdul Qadir Jailani. Versi pertama mengisahkan, bahwa suatu hari Iblis menghadapnya, memperkenalkan diri sebagai Jibril, dan berkata bahwa ia membawa Buraq dari Allah, yang mengundangnya untuk menghadap-Nya di langit tertinggi.
Sang Syaikh segera menjawab bahwa si pembicara tak lain adalah si Iblis, karena baik Jibril maupun Buraq takkan datang ke dunia bagi selain Nabi Suci Muhammad saw. Setan toh masih punya cara lain, katanya: “Baiklah Abdul Qadir, engkau telah menyelamatkan diri dengan keluasan ilmumu.” “Enyahlah!, bentak sang wali.” Jangan kau goda aku, bukan karena ilmuku, tapi karena rahmat Allahlah aku selamat dari perangkapmu”.
Versi kedua mengisahkan, ketika sang Syaikh sedang berada di rimba belantara, tanpa makanan dan minuman, untuk waktu yang lama, awan menggumpal di angkasa, dan turunlah hujan. Sang Syaikh meredakan dahaganya. Muncullah sosok terang di cakrawala dan berseru: “Akulah Tuhanmu, kini Kuhalalkan bagimu segala yang haram.” Sang Syaikh berucap: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.” Sosok itu pun segera pergi berubah menjadi awan, dan terdengar berkata: “Dengan ilmumu dan rahmat Allah, engkau selamat dari tipuanku.”
Lalu setan bertanya tentang kesigapan sang Syaikh dalam mengenalinya. Sang Syaikh menyahut bahwa pernyataannya menghalalkan segala yang haramlah yang membuatnya tahu, sebab pernyataan semacam itu tentu bukan dari Allah.
Kedua versi ini benar, yang menyajikan dua peristiwa berlainan secara perlambang. Satu peristiwa dikaitkan dengan perjuangannya melawan kebanggaan akan ilmu. Yang lain dikaitkan dengan perjuangannya melawan kesulitan-kesulitan ekonomi, yang menghalangi seseorang dalam perjalanan ruhaniahnya.
Kesadaran aka kekuatan dan kecemasan akan kesenangan merupakan kelemahan terakhir yang mesti enyah dari benak seorang salih. Dan setelah berhasil mengatasi dua musuh abadi ruhani inilah, maka orang layak menjadi pemimpin sejati manusia.
PANUTAN MASYARAKAT
Kini sang Syaikh telah lulus dari ujian-ujian tersebut. Maka semua tutur kata atau tegurannya, tak lagi berasal dari nalar, tetapi berasal dari ruhaninya.
Kala ia memperoleh ilham, sebagaimana sang Syaikh sendiri ingin menyampaikannya, keyakinan Islami melemah. Sebagian muslim terlena dalam pemuasan jasmani, dan sebagian lagi puas dengan ritus-ritus dan upacara-upacara keagamaan. Semangat keagamaan tak dapat ditemui lagi.
Pada saat ini, ia mempunyai mimpi penting tentang masalah ini. Ia melihat dalam mimpi itu, seolah-olah sedang menelusuri sebuah jalan di Baghdad, yang di situ seorang kurus kering sedang berbaring di sisi jalan, menyalaminya.
Ketika sang Syaikh menjawab ucapan salamnya, orang itu memintanya untuk membantunya duduk. Begitu beliau membantunya, orang itu duduk dengan tegap, dan secara menakjubkan tubuhnya menjadi besar. Melihat sang Syaikh terperanjat, orang asing itu menentramkannya dengan kata-kata: ” Akulah agama kakekmu, aku menjadi sakit dan sengsara, tetapi Allah telah menyehatkanku kembali melalui bantuanmu.”
Ini terjadi pada malam penampilannya di depan umum di masjid, dan menunjukkan karir mendatang sang wali. Kemudian masyarakat tercerahkan, menamainya Muhyiddin, ‘pembangkit keimanan’, gelar yang kemudian dipandang sebagai bagian dari namanya yang termasyhur. Meski telah ia tinggalkan kesendiriannya (uzlah), ia tak jua berkhutbah di depan umum. Selama sebelas tahun berikutnya, ia mukim di sebuah sudut kota, dan meneruskan praktek-praktek peribadatan, yang kian mempercerah ruhaniyah.
KEHIDUPAN RUMAH TANGGA
Menarik untuk dicatat, bahwa penampilannya di depan umum selaras dengan kehidupan perkawinannya. Sampai tahun 521 H, yakni pada usia kelima puluh satu, ia tak pernah berpikir tentang perkawinannya. Bahkan ia menganggapnya sebagai penghambat upaya ruhaniyahnya. Tetapi, begitu beliau berhubungan dengan orang-orang, demi mematuhi perintah Rasul dan mengikuti Sunnahnya, ia pun menikahi empat wanita, semuanya saleh dan taat kepadanya. Ia mempunyai empat puluh sembilan anak – dua puluh putra, dan yang lainnya putri.
Empat putranya yang termasyhur akan kecendekian dan kepakarannya, al:
Syaikh Abdul Wahab, putera tertua adalah seorang alim besar, dan mengelola madrasah ayahnya pada tahun 543 H. Sesudah sang wali wafat, ia juga berkhutbah dan menyumbangkan buah pikirannya, berkenaan dengan masalah-masalah syariat Islam. Ia juga memimpin sebuah kantor negara, dan demikian termasyhur.
Syaikh Isa, ia adalah seorang guru hadits dan seorang hakim besar. Dikenal juga sebagai seorang penyair. Ia adalah seorang khatib yang baik, dan juga Sufi. Ia mukim di Mesir, hingga akhir hayatnya.
Syaikh Abdul Razaq. Ia adalah seorang alim, sekaligus penghafal hadits. Sebagaimana ayahnya, ia terkenal taqwa. Ia mewarisi beberapa kecenderungan spiritual ayahnya, dan sedemikian masyhur di Baghdad, sebagaimana ayahnya.
Syaikh Musa. Ia adalah seorang alim terkenal. Ia hijrah ke Damaskus, hingga wafat.
Tujuh puluh delapan wacana sang wali sampai kepada kita melalui Syaikh Isa. Dua wacana terakhir, yang memaparkan saat-saat terakhir sang wali, diriwayatkan oleh Syaikh Wahab. Syaikh Musa termaktub pada wacana ke tujuh puluh sembilan dan delapan puluh. Pada dua wacana terakhir nanti disebutkan, pembuatnya adalah Syaikh Abdul Razaq dan Syaikh Abdul Aziz, dua putra sang wali, dengan diimlakkan oleh sang wali pada saat-saat terakhirnya.
KESEHARIANNYA
Sebagaimana telah kita saksikan, sang wali bertabligh tiga kali dalam seminggu. Di samping bertabligh setiap hari, pada pagi dan malam hari, ia mengajar tentang Tafsir Al Qur’an, Hadits, Ushul Fiqih, dan mata pelajaran lain. Sesudah Dhuhur, ia memberikan fatwa atas masalah-masalah hukum, yang diajukan kepadanya dari segenap penjuru dunia. Sore hari, sebelum sholat Maghrib, ia membagi-bagikan roti kepada fakir miskin. Sesudah sholat Maghrib, ia selalu makan malam, karena ia berpuasa sepanjang tahun. Sebalum berbuka, ia menyilakan orang-orang yang butuh makanan di antara tetangga-tetangganya, untuk makan malam bersama. Sesudah sholat Isya’, sebagaimana kebiasaan para wali, ia mengaso di kamarnya, dan melakukan sebagian besar waktu malamnya dengan beribadah kepada Allah – suatu amalan yang dianjurkan Qur’an Suci. Sebagai pengikut sejati Nabi, ia curahkan seluruh waktunya di siang hari, untuk mengabdi ummat manusia, dan sebagian besar waktu malam dihabiskan untuk mengabdi Penciptanya.
Pengaruh dan Karya
Waktunya banyak diisi dengan meengajar dan bertausyiah. Hal ini membuat Syekh tidak memiliki cukup waktu untuk menulis dan mengarang. Bahkan, bisa jadi beliau tidak begitu tertarik di bidang ini. Pada tiap disiplin ilmu, karya-karya Islam sudah tidak bisa dihitung lagi. Bahkan, sepertinya perpustakaan tidak butuh lagi diisi buku baru. Yang dibutuhkan masyarakat justru saran seorang yang bisa meluruskan yang bengkok dan membenahi kesalahan masyarakat saat itu. Inilah yang memanggil suara hati Syekh. Ini pula yang menjelaskan pada kita mengapa tidak banyak karya yang ditulis Syekh.
Memang ada banyak buku dan artikel yang diklaim sebagai tulisannya. Namun, yang disepakati sebagai karya syekh hanya ada tiga:
1.Al-Ghunyah li Thalibi Thariq al-Haqq merupakan karyanya yang mengingatkan kita dengan karya monumental al-Ghazali, Ihya’ ‘Ulum al-Din. Karya ini jelas sekali terpengaruh, baik tema maupun gaya bahasanya, dengan karya al-Ghazali itu. Ini terlihat dengan penggabungan fikih, akhlak, dan prinsip suluk. Ia memulai dengan membincangkan aspek ibadah, dilanjutkan dengan etika Islam, etika doa, keistimewaan hari dan bulan tertentu. Ia kemudian membincangkan juga anjuran beribadah sunah, lalu etika seorang pelajar, tawakal, dan akhlak yang baik.
2.Al-Fath al-Rabbani wa al-Faydh al-Rahmani merupakan bentuk tertulis (transkripsi) dari kumpulan tausiah yang pernah disampaikan Syekh. Tiap satu pertemuan menjadi satu tema. Semua pertemuan yang dibukukan ada 62 kali pertemuan. Pertemuan pertama pada 3 Syawal 545 H. Pertemuan terakhir pada hari Jumat, awal Rajab 546 H. Jumlah halamannya mencapai 90 halaman. Format buku ini mirip dengan format pengajian Syekh dalam berbagai majelisnya. Sebagiannya bahkan berisi jawaban atas persoalan yang muncul pada forum pengajian itu.
3.Futuh al-Ghayb merupakan kompilasi dari 78 artikel yang ditulis Syekh berkaitan dengan suluk, akhlak, dan yang lain. Tema dan gaya bahasanya sama dengan al-Fath al-Rabbani. Keseluruhan halamannya mencapai 212 halaman. Buku ini sendiri sebetulnya hanya 129 halaman. Sisa halamannya diisi dengan himpunan senandung pujian yang dinisbatkan pada Syekh. Ibn Taymiyah juga memuji buku ini.
Kesaksian Ulama
Syekh Junaid al-Baghdadi, hidup 200 tahun sebelum kelahiran Syekh Abdul Qadir. Namun, pada saat itu ia telah meramalkan akan kedatangan Syekh Abdul Qadir Jailani. Suatu ketika Syekh Junaid al-Baghdadi sedang bertafakur, tiba-tiba dalam keadaan antara sadar dan tidak, ia berkata, “Kakinya ada di atas pundakku! Kakinya ada di atas pundakku!”
Setelah ia tenang kembali, murid-muridnya menanyakan apa maksud ucapan beliau itu. Kata Syekh Junaid al-Baghdadi, “Aku diberitahukan bahwa kelak akan lahir seorang wali besar, namanya adalah Abdul Qadir yang bergelar Muhyiddin. Dan pada saatnya kelak, atas kehendak Allah, ia akan mengatakan, ‘Kakiku ada di atas pundak para Wali.”
Syekh Abu Bakar ibn Hawara, juga hidup sebelum masa Syekh Abdul Qadir. Ia adalah salah seorang ulama terkemuka di Baghdad. Konon, saat ia sedang mengajar di majelisnya, ia berkata:
“Ada 8 pilar agama (autad) di Irak, mereka itu adalah; 1) Syekh Ma’ruf al Karkhi, 2) Imam Ahmad ibn Hanbal, 3) Syekh Bisri al Hafi, 4) Syekh Mansur ibn Amar, 5) Syekh Junaid al-Baghdadi, 6) Syekh Siri as-Saqoti, 7) Syekh Abdullah at-Tustari, dan 8) Syekh Abdul Qadir Jailani.”
Ketika mendengar hal itu, seorang muridnya yang bernama Syekh Muhammad ash-Shanbaki bertanya, “Kami telah mendengar ke tujuh nama itu, tapi yang ke delapan kami belum mendengarnya. Siapakah Syekh Abdul Qadir Jailani?”
Maka Syekh Abu Bakar pun menjawab, “Abdul Qadir adalah shalihin yang tidak terlahir di Arab, tetapi di Jaelan (Persia) dan akan menetap di Baghdad.”
Qutb al Irsyad Abdullah ibn Alawi al Haddad (1044-1132 H), dalam kitabnya Risalatul Mu’awanah menjelaskan tentang tawakkal, dan beliau memilih Syekh Abdul Qadir Jaylani sebagai suri-teladannya.
Seorang yang benar-benar tawakkal mempunyai 3 tanda. Pertama, ia tidak takut ataupun mengharapkan sesuatu kepada selain Allah. Kedua, hatinya tetap tenang dan bening, baik di saat ia membutuhkan sesuatu atau pun di saat kebutuhannnya itu telah terpenuhi. Ketiga, hatinya tak pernah terganggu meskipun dalam situasi yang paling mengerikan sekalipun.
Suatu ketika beliau sedang berceramah di suatu majelis, tiba-tiba saja jatuh seekor ular berbisa yang sangat besar di atas tubuhnya sehingga membuat para hadirin menjadi panik. Ular itu membelit Syekh Abdul Qadir, lalu masuk ke lengan bajunya dan keluar lewat lengan baju yang lainnya. Sedangkan beliau tetap tenang dan tak gentar sedikit pun, bahkan beliau tak menghentikan ceramahnya. Ini membuktikan bahwa Syekh Abdul Qadir Jailani benar-benar seorang yang tawakkal dan memiliki karamah.
Ibnu Rajab juga berkata, “Syekh Abdul Qadir Al Jailani memiliki pendapat yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu makrifat yang sesuai dengan sunnah. Beliau memiliki kitab Al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq, kitab yang terkenal. Beliau juga mempunyai kitab Futuhul Ghaib. Murid-muridnya mengumpulkan perkara-perkara yang banyak berkaitan dengan nasehat dari majelis-majelis beliau. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang pada sunnah. “
Al-Dzahabi juga berkata, “Tidak ada seorangpun para ulama besar yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syekh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak di antara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang mustahil terjadi.”
Wafat
Syekh wafat setelah menderita sakit ringan dalam waktu tidak lama. Bahkan, ada yang mengatakan, Syekh sakit hanya sehari—semalam. Ia wafat pada malam Sabtu, 10 Rabiul Awal 561 H. Saat itu usianya sudah menginjak 90 tahun. Sepanjang usianya dihabiskan untuk berbuat baik, mengajar, dan bertausiah.
Konon, ketika hendak menemui ajal, putranya yang bernama ‘Abdul Wahhab memintanya untuk berwasiat. Berikut isi wasiat itu:
“Bertakwalah kepada Allah. Taati Tuhanmu. Jangan takut dan jangan berharap pada selain Allah. Serahkan semua kebutuhanmu pada Allah Azza wa Jalla. Cari semua yang kamu butuhkan pada Allah. Jangan terlalu percaya pada selain Allah. Bergantunglah hanya pada Allah. Bertauhidlah! Bertauhidlah! Bertauhidlah! Semua itu ada pada tauhid.”
Demikian manaqib ini kami tulis, semoga membawa barokah, manfa,at, dan Ridho allah swt, syafa’at Rosululloh serta karomah Auliyaillah khushushon Syekh Abdul Qodir Jailani selalu terlimpahkan kepada kita, keluarga dan anak turun kita semua Dunia – Akhirat. Amien
Diambil dari  sumber https://www.sarkub.com/

Minggu, 09 April 2017

UNDANGAN ISTIGHOTSAH KE 21

Assalamualaikum Wr. Wb

Dengan ini mohon kehadiran Warga Dusun Samben khususnya dan Warga Desa junwangi umumnya tuk mengikuti ISTIGHOTSAH SEMAR sesuai undangan berikut ini.

Berdzikir dan berdoa bersama dalam keheningan malam dalam nuansa penuh makna berharap hanya rahmat dan ridlo-Nya memohon syafaatnya semoga tercapai tujuan mulia memenuhi hajat semua warga. Amiin.



ISTIGHOTSAH XX-3.03.04

INFORMASI ISTIGHOTSAH WARGA KWANGEN

Acara berlangsung pada hari Selasa,  04 April 2017 di lokasi Pembangunan Masjid Jami' Desa Junwangi tepatnya di pondasi sekitar imaman masjid.

Acara dipandu oleh Team Dusun Kwangen yaitu Ust. M. Ali Masyhuri, Ust. Adi Suwono S.PdI dan Ust. Jumadi.
Agenda :
Pra Acara :
Khususon ahli qubur warga dusun Kwangen oleh Ust. M. Ali Masyhuri
Acara :
1. Istighotsah oleh Ust. Adi Suwono S.PdI
2. Yasin oleh Ust. Jumadi
3. Tahlil oleh Ust. M. Ali Masyhuri
4. Do'a oleh Ust. M. Ali Masyhuri dan doa penutup istighotshah oleh H. Bustoni
5. Sharing dan ramah tamah :

  • Informasi Sekretariat
  1. Nama-nama donatur tetap mohon segera dilaporkan
  2. Proposal ditambah foto-foto dokumentasi terakhir
  3. Persiapan kegiatan Shalat Idul Fitri 1438 H.
  • Laporan Bendahara :
  1. Riwayat kegiatan pembangunan Tahun 2016 dan Tahun 2017
  2. Laporan Saldo Kas Bulan Maret 2017
  3. Amal Jariyah Dusun Kwangen (hampir 1,5 juta rupiah) dan dari warga lainnya.
  •  Tanya jawab dan penutup

Secara lengkap laporan keuangan akan disajikan kemudian di situs ini.

ISTIGHOTSAH SEMAR YANG AKAN DATANG HARI SELASA LEGI, 11 APRIL 2017 AKAN DIPANDU TEAM DARI DUSUN BABADAN SAMBEN

Senin, 03 April 2017

IBADALLAH



Wahai hamba-hamba Allah (para awliyaullah), wahai para pejuang Allah
Berilah kami pertolongan karena Allah
Jadilah engkau penolong kami dalam segala ibadah kepada Allah
Semoga kami beruntung dengan karunia Allah
Wahai para wali Qutub, wahai para wali Anjab
Wahai para pemimpin kami dan para kekasih Allah
Kalian semua wahai ahli-ahli ibadah
Datanglah dan tolonglah kami karena Allah
Kami memohon, memohon kepada kalian
Untuk mendapatkan kedekatan kepada rahmat Allah
Kami harapkan kalian
Dalam persoalan (masalah), kami bermaksud kepada kalian,
Maka mantaplah tekad kalian untuk menolong kami karena Allah
Wahai Tuhanku, dengan pangkat para pembesarku,
Buktikanlah semua keinginan-keinginan itu,
Semoga datang semua yang menggembirakanku
Dan menjadi suci (tenang) waktu (kehidupan kami) untuk Allah
Dengan terbukanya bukti pada pandangan kami
Terangkatnya jarak pemisah antara aku dengan Engkau
Terhapusnya cara (tanpa menggambarkan, tanpa menempatkan)
Berkat cahaya Dzat-Mu ya Allah
Semoga Rahmat Allah Tuhan kami,
Dilimpahkan atas Nabi yang datang kepada kami dengan hidayah petunjuk
Dan kepada orang yang telah menunjukkan kebenaran agama
Yang memberikan pertolongan kepada makhluk nanti di Sisi Allah


Ibadallah versi Grup Asbamu

Postingan Populer