ISTIGHOTSAH KE 61
Istighotsah
SEMAR no 3.61 telah dilaksanakan pada hari Selasa Legi, 19-02-2018
dengan imam tokoh agama dari dusun SAMBEN-BABADAN. Hadir sekitar 18 peserta dari dusun
lain yaitu JUNWATU, KENEP, KWANGEN, BABADAN BUNDER.
PELAKSANAAN KEGIATAN
0. PRA ACARA
KHUSUSON AHLI QUBUR : H.MUFID, BPK. MUJIYONO, BPK. KOIRIL, H. BUSTONI
KHUSUSON AHLI QUBUR : H.MUFID, BPK. MUJIYONO, BPK. KOIRIL, H. BUSTONI
1. ACARA
1. ISTIGHOTSAH
- ISTIGHOTSAH : HM. ILYAS, S.Ag
- YASIN : BPK. SUPRIYANTO
- TAHLIL : BPK. SUPRIANTO
- DOA : BPK. MUJIYONO, H. BUSTONI
2. RISMA (REHAT, INFORMASI, SHARING, MAJELIS TA'LIM)
- REHAT : hidangan ala kadarnya oleh KASUN SAMBEN - BPK. ANSORI
- INFORMASI :
- SEKRETARIAT :
- Sekretariat sedang menindaklanjuti hasil pertemuan dengan Pemerintah Desa Junwangi yaitu menyusun Proposal dalam bahasa Inggris & Arab untuk donatur dari Luar Negeri. Dimohon kepada peserta jama'ah barangkali memiliki relasi donatur di luar negeri untuk menyampaikan proposal tersebut.
- Dokumentasi kegiatan tahun 2016 sudah selesai dan akan diupload ke youtube, blog dan media sosial laiinya agar dapat dilihat netizen sebagai realisasi amanah dalam pembangunan masjid jami' desa Junwangi.
- BENDAHARA :
- Ucapan terima kasih
- Pemasukan dari khususon 1.527.000
- Pemasukan dari donatur 1.150.000
- Pemasukan dari KOTAK AMAL UTAMA yaitu sebesar 348.000
- Laporan Kas 20 Februari 2018
- Pemasukan 26.910.950
- Pengeluaran 25.234.000
- Saldo Awal 1.676.950
- PEMASUKAN MALAM ISTIGHOTSAH 3.025.000
- SALDO AKHIR 4.701.950
- Laporan rinci akan disampaikan di Buletin Al Jamii' Edisi Februari 2018.
- INFORMASI PEMBANGUNAN :
- Sekarang sudah mulai pembangunan tiang-tiang utama
- Pembangunan berikutnya adalah untuk tiang-tiang bangunan utama masjid.
- Setiap tiang membutuhkan dana sekitar 4 juta rupiah, dana yang dibutuhkan minimal 80 juta untuk 20 tiang menara. Sebagian material sudah ada tinggal Panitia memikirkan dana untuk Biaya Tenaga Kerja yang setiap minggunya membutuhkan dana 4-6 juta rupiah
Pengasuh : Ust. A. Suyono, S.PdI
- Bersyukur atas karunia yang telah diberikan
- Membahas hadits tentang
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم “إنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إلَّا طَيِّبًا، وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ فَقَالَ تَعَالَى: “يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنْ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا”، وَقَالَ تَعَالَى: “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ” ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ! يَا رَبِّ! وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ؟”
Dari Abu Hurairah t dia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda,
‘Sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Baik, Dia tidak menerima kecuali yang
baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang beriman sebagaimana
Dia memerintahkan para rasul-Nya dengan berfirman (yang artinya), “Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalehlah.” Dia juga berfirman (yang artinya), “Wahai orang-orang yang beriman makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian.”
Kemudian beliau (Rasulullah ﷺ) menyebutkan ada seseorang yang
melakukan safar dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia memanjatkan kedua
tangannya ke langit seraya berkata, “Ya Robbku, Ya Robbku,”
padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan
perutnya kenyang dari sesuatu yang haram, maka (jika begitu keadaannya)
bagaimana doanya akan dikabulkan.” (Riwayat Muslim)
Pemahaman Hadits
Makna Thayyib (طيب) dalam ungkapan Innallaha Ta’ala Thayyibun pada hadits di atas adalah: bahwa Allah terhindar dari cacat dan keburukan. Kesimpulannya adalah bahwa Dia Maha Suci (القدوس).
Laa yaqbalu illa thayyiban (Dia tidak menerima kecuali yang
baik), maksudnya adalah: Allah tidak menerima sedekah dari harta yang
haram. Ada juga yang mengartikan lebih umum, yaitu bahwa Dia hanya
menerima amal yang baik dan murni dari berbagai kotoran riya, bangga dan
sum’ah dan semacamnya.
Thayyib dalam masalah harta adalah: Harta yang didapat dari cara yang halal. Thayyib dalam masalah amal adalah: perbuatan yang murni karena Allah dan sesuai ketentuan syariat. Thayyib dalam masalah makanan adalah apa saja yang dihalalkan oleh syariat, walaupun seseorang secara tabi’at tidak menyukainya.
Pelajaran yang Terdapat dalam Hadits
1- Allah Maha suci dari segala cacat dan aib, karena itu Dia hanya menerima harta dan perbuatan yang baik.
2- Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan menghalangi seseorang
dari terkabulnya doa, dapat merusak amal dan menjadi penghalang
diterimanya amal perbuatan.
3- Pada dua ayat yang disebutkan dalam hadits di atas terdapat beberapa pelajaran:
- Para Rasul adalah makhluk yang mendapatkan perintah dan larangan. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang paling dekat kepada Allah adalah orang yang paling menaati seluruh ajaran-Nya, bukan mereka yang mengaku telah bebas dari aturan syariat.
- Diperintahnya orang beriman sebagaimana para Rasul diperintahkan, mengisyaratkan dua hal: Pertama, beramal shaleh membutuhkan qudwah yang nyata dari para pemimpin umat. Kedua, dorongan dan motivasi dalam memberikan perintah, bahwa hal tersebut juga dilakukan oleh orang-orang yang mulia.
- Realisasi yang paling riil dari rasa syukur atas rizki yang Allah berikan kepada kita adalah beramal saleh.
4- Anjuran berinfaq dari barang yang halal dan larangan untuk berinfaq dari sesuatu yang haram.
5- Dalam hadits terdapat sebagian dari sebab-sebab terkabulnya do’a,
di antaranya; (a) Perjalanan jauh (safar), (b) Sederhana dalam
berpakaian dan penampilan, (c) mengangkat kedua tangan ke langit, (d)
meratap dalam berdoa, (e) mengulang-ulang permintaannya, (f)
berkeinginan kuat da-lam permintaan, (g) mengkonsumsi barang yang halal.
Dalam kesempatan tersebut pengasuh juga mengingatkan kepada Panitia agar senantiasa bersyukur, sabar dan ikhlas dalam melanjutkan pembangunan masjid yang sebesar ini karena banyak sekali tantangan, godaan dan halangan yang terus menerus menguji keimanan orang yang berada dijalan kebenaran.
PENUTUP
Setelah sharing tentang masalah teknis acara diakhiri dengan pembacaan doa Kafaratul majelis oleh
Sekretaris.